
Masyarakat Adat memiliki makna budaya dan spiritual yang mendalam di berbagai komunitas di seluruh dunia. Berbagai kabar terkait Masyarakat Adat tersiar seperti pada akhir tahun 2025 di mana muncul video para anggota parlemen Selandia Baru dari Suku Māori tarian tradisional Haka untuk memprotes rancangan undang-undang yang berupaya menafsirkan ulang Perjanjian Waitangi, dokumen dasar negara yang dibuat pada tahun 1840 antara para kepala Suku Māori dan Kerajaan Inggris. Sementara itu di Denmark, para ibu yang merupakan etnis asli Greenland yang mayoritas merupakan Suku Inuit sempat merasa terancam dengan adanya forældrekompetenceundersøgelse (FKU), sebuah tes kompetensi pengasuhan yang telah banyak menjauhkan anak-anak dari rumah orangtua mereka karena dianggap tidak memenuhi standar pengasuhan Denmark. Sedangkan di Indonesia sendiri, banyak masyarakat adat kehilangan tanah leluhur mereka karena adanya program pemerintah ataupun kepentingan komersial lainnya, yang menyebabkan hilangnya wilayah adat dan sumber penghidupan mereka.
Berita-berita semacam itu telah didengar oleh khalayak luas sehingga memicu diskusi di kalangan akademis. Mengidentifikasi jurnal-jurnal bereputasi yang berfokus pada Masyarakat Adat kemudian perlu melibatkan pertimbangan cakupan, dampak, dan relevansinya. Karenanya di bawah ini terdapat 3 jurnal terindeks Scopus yang dapat dijadikan rujukan:
Terindeks dalam Scopus dan Emerging Sources Citation Index, jurnal multidisiplin ini menerbitkan penelitian tentang masyarakat Adat di seluruh dunia. Jurnal dengan SJR 0.594 ini mencakup berbagai aspek kehidupan Adat, termasuk praktik budaya, sosial, dan agama, yang bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang isu-isu Adat. Journal dari SAGE ini terbit empat kali dalam setahun dan hampir semua artikelnya dapat diakses secara terbuka.
2. The International Indigenous Policy Journal (IIPJ)
IIPJ adalah open access journal yang didirikan pada tahun 2010 oleh Western University dengan fokus pada isu-isu penelitian dan kebijakan yang berkaitan dengan masyarakat Adat di seluruh dunia. Jurnal ini bertujuan untuk mempromosikan pembuatan kebijakan berbasis bukti dan mendorong penelitian berkualitas yang didasarkan pada relasi dengan masyarakat Adat. Jurnal ini memiliki skor SJR sebesar 0,338 yang menjadikannya bereputasi baik di kalangan para akademisi, pembuat kebijakan, dan praktisi yang terlibat dalam studi Masyarakat Adat dan pengembangan kebijakan. Jurnal ini bahkan memiliki daftar artikel pilihan terkait Masyarakat Adat dan hubungannya dengan pandemi Covid-19.
3. Diaspora, Indigenous, and Minority Education (DIME)
DIME, jurnal triwulan terbitan Taylor & Francis, berfokus pada wacana kritis dan penelitian terkait pendidikan diaspora, adat, dan minoritas, dengan dedikasi untuk mengeksplorasi keberlanjutan budaya di dunia yang semakin mengglobal. DIME memiliki nilai SJR sebesar 0,281 sehingga dianggap sebagai jurnal yang kredibel di bidangnya. Seperti namanya, DIME banyak menerbitkan artikel yang berfokus pada pendidikan minoritas dengan mengeksplorasi berbagai tema dan metodologi mulai dari pendidikan berbasis lahan di kalangan pemuda Manitoba di Kanada hingga pembelajaran pedagogi Suku Aborigin.
Jurnal-jurnal ini menawarkan sumber daya yang berharga bagi para akademisi yang tertarik pada isu Masyarakat Adat ataupun agama lokal. Dalam hal ini, IA Scholar Foundation juga mengambil peran dalam diseminasi studi tentang lokalitas termasuk masyarakat adat atau agama lokal dalam konteks Indonesia dalam IAS Journal of Localities (IASJOL). Jurnal yang baru dirintis sejak Juni 2023 ini menerima dan menyediakan artikel-artikel deskriptif, analitis, dan kritis tentang topik-topik seperti translokalitas, multikulturalisme, dan hibriditas budaya.